Archive for Juni 2016
Berikut ini alamat situs lembaga dan kementerian :
• 1 Arsip Nasional RI (ANRI) www.anri.go.id/
• 2 Badan Informasi Geospasial (BIG) www.bakosurtanal.go.id/
• 3 Badan Inteljen Negara (BIN) www.bin.go.id
• 4 Badan Kepegawaian Negara (BKN) www.bkn.go.id/
• 5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) www.bkkbn.go.id
• 6 Badan Koordinasi Keamanan Laut (BAKORKAMLA) www.bakorkamla.go.id/
• 7 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) www.bkpm.go.id/
• 8 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) www.bmkg.go.id
• 9 Badan Narkotika Nasional (BNN) www.bnn.go.id/
• 10 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) www.bnpb.go.id
• 11 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme RI (BNPT) www.bnpt.go.id/
• 12 Badan Nasional Penempatan & Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) www.bnp2tki.go.id/
• 13 Badan Pengawas Tenaga Nuklir / BAPETEN www.bapeten.go.id/
• 14 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) www.bpkp.go.id/
• 15 Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) www.pom.go.id/
• 16 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) www.bppt.go.id/
• 17 Badan Pertanahan Nasional (BPN) www.bpn.go.id/
• 18 Badan Pusat Statistik (BPS) www.cpns.bps.go.id
• 19 Badan SAR Nasional (Basarnas) www.basarnas.go.id/
• 20 Badan Standarisasi Nasional / BSN www.bsn.go.id/
• 21 Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) www.batan.go.id/cpns/
• 22 Kejaksaan Agung RI (Kejagung) www.kejaksaan.go.id/
• 23 Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) www.kemendagri.go.id/
• 24 Kementerian ESDM www.esdm.go.id/
• 25 Kementerian Hukum Dan Ham (Kemenkumham) www.cpns.kemenkumham.go.id/
• 26 Kementerian Kehutanan (Kemenhut) cpnsonline.dephut.go.id/
• 27 Kementerian Kelautan dan Perikanan www.ropeg.kkp.go.id/
• 28 Kementerian Kesehatan (kemenkes) https://ropeg-kemenkes.or.id/
• 29 Kementerian Keuangan (Kemenkeu) rekrutmen.depkeu. go.id
• 30 Kementerian Koordinator bidang Kesra (kemenkokesra) www.menkokesra.go.id/
• 31 Kementerian Koordinator bidang Perekonomian www.ekon.go.id/
• 32 Kementerian Koordinator bidang Polhukam (Kemenkopolhukam) www.polkam.go.id/
• 33 Kementerian Lingkungan Hidup http://www.menlh.go.id/
• 34 Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) https://e-cpns.kemlu.go.id/
• 35 Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal www.kemenegpdt.go.id/
• 36 Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan anak www.menegpp.go.id/
• 37 Kementerian Negara Perumahan Rakyat www.kemenpera.go.id/
• 38 Kementerian PAN-RB www.menpan.go.id/
• 39 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif www.budpar.go.id
• 40 Kementerian Pekerjaan Umum www.pu.go.id/
• 41 Kementerian Pemuda dan Olahraga www.kemenpora.go.id/
• 42 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) www.kemdiknas.go.id/
• 43 Kementerian Perdagangan www.kemendag.go.id/
• 44 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) www.bappenas.go.id/
• 45 Kementerian Perhubungan www.dephub.go.id/
• 46 Kementerian Perindustrian ropeg.kemenperin.go.id
• 47 Kementerian Pertahanan (Kemhan) ropeg.kemhan.go.id/
• 48 Kementerian Pertanian cpns.deptan.go.id/
• 49 Kementerian Sekretariat Negara www.setneg.go.id/
• 50 Kementerian Sosial (Kemensos) cpns.kemsos.go.id/
• 51 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi www.depnakertrans.go.id/
• 52 Lembaga Administrasi Negara (LAN) www.lan.go.id/
• 53 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) www.cpns.lipi.go.id/
• 54 Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) www.lapan.go.id/
• 55 Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah www.lkpp.go.id/
• 56 Perpustakaan Nasional (PERPUSNAS) www.pnri.go.id
• 57 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) www.ppatk.go.id/
• 58 Sekretariat Jendral Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) www.bpk. go.id/
• 59 Sekretariat Jendral DPR www.dpr.go.id
• 60 Sekretariat Kabinet http://www.setkab.go.id/penerimaan-cpns.html
• 61 Sekretariat Komisi Nasional HAM www.komnasham.go.id
• 62 Sekretariat Komisi Yudisial (KY) www.komisiyudisial.go.id/
• 63 Sekretariat KPU kpu.go.id/
• 64 Sekretariat Mahkamah Agung (MA) www.mahkamahagung.go.id/
• 65 Sekretariat Mahkamah Kostitusi www.mahkamahkonstitusi.go.id
Situs-situs Penting
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu ciri mahluk hidup adalah tumbuh dan
berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena
prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran
atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak
dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu
perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan
dan perkembangan
pada pertumbuhan biji dimulai dengan perkecambahan. Perkecambahan adalah
munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio yang merupakan calon individu baru
terdapat di dalam biji. Jika
suatu biji tanaman ditempatkan
pada lingkungan yang menunjang dan memadai, biji tersebut akan berkecambah.
Benih
sering disama artikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar
antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat
perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Benih
adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru
yang memiliki ciri atau sifat seperti induknya. Benih memiliki beragam jenis,
baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Benih seharusnya memilki kualitas
yang baik agar tanaman baru yang didapat merupakan tanaman yang sehat.
Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I
ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut
benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman. (Sutopo,2004).
Untuk
dapat memanfaatkan benih dengan baik kita perlu memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang benih itu sendiri. Bagaimana struktur dan komponen komponen yang terkandung di
dalam benih.
Selain itu
juga perlu diketahui bagaimana proses perkecambahannya sehingga dalam
pengaplikasian pemanfaatan kita bisa melakukan proses dengan benar dan tentunya memenuhi harapan
untuk dapat menghasilkan produk yang
bermutu baik.
.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis
mengangkat rumusan masalah yaitu :
a)
Apa
Pengertian
Perkecambahan
b) Apa Pengertian
Benih
c) Bagaimana Perbedaan
Struktur Benih Monokotil dan Dikotil
d) Bagaimana Tipe
Perkecambahan
e) Bagaimana Proses dan
Metabolisme Perkecambahan
1.2
Tujuan Pembuatan Makalah
Pembuatan makalah ini bertujuan agar
dapat memahami proses
perkecambahan dan tipenya, serta mengetahui bagaimana struktur benih serta
komposisi kimia benih dan juga bibit.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Perkecambahan
Menurut Elisa (2006), perkecambahan
adalah proses pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic
axis di dalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit. Selama
proses pertumbuhan dan pemasakan biji, embryonic axis juga
tumbuh. Secara visual dan morfologis, suatu biji yang berkecambah umumnya
ditandai dengan terlihatnya radikel atau plumula yang menonjol
keluar dari biji.
Perkecambahan memiliki banyak arti yang
di definisikan oleh banyak ilmuwan. Misalnya, perkecambahan adalah munculnya pertumbuhan aktif yang menyebabkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai (Amen, 1963).
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya
tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada
kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia
berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang
memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen
biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya
radikula dan plumula (Bagod Sudjadi, 2006).
Perkecambahan merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya
tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan
adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan
berkembang menjadi akar (Istamar Syamsuri, 2004). Perkecambahan merupakan sustu
proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji.
Di balik gejala morfologi dengan pemunculan radikula tersebut, terjadi proses
fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan
fisiologis (Salisbury, 1985).
Perkecambahan terjadi karena
pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Para
ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya radikel
menembus kulit benih. Sedangkan para agronomis menyatakan bahwa perkecambahan
adalah muncul dan berkembangnya struktur penting embrio dari dalam benih dan
menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal pada kondisi
lingkungan yang optimum.
2.2
Pengertian
Benih
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang
Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa
benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya
yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain
tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk
tujuan pertanaman (Sutopo, 2004).
Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda
(bibit), kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan bunga
berkembang menjadi buah atau polong, lalu menghasilkan biji kembali. Benih
dapat dikatakan pula sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan
cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Benih berasal
dari biji yang dikecambahkan atau dari umbi, setek batang, setek daun, dan
setek pucuk untuk dikembangkan dan diusahakan menjadi tanaman dewasa (Sumpena,
2005).
Menurut Sadjad, dalam “Dasar-dasar Teknologi Benih”.(1975, Biro Penataran
IPB-Bogor), yang dimaksudkan dengan benih ialah biji tanaman yang dipergunakan
untuk keperluan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau
merupakan komponen agronomi.
Dari beberapa definisi di atas beberapa berpendapat bahwa benih merupakan
hasil perkembangbiakan secara generatif namun ada pula yang mengatakan bahwa
benih merupakan hasil dari perkembangbiakan secara vegetatif maupun generatif.
Terkait dengan hal itu pengertian benih lebih cenderung kepada hasil
perkembangbiakan tanaman secara vegetatif maupun generatif sebagaimana yang
telah tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia no.12 tahun 1992 tentang
Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4.
2.3
Perbedaan
Struktur Benih Monokotil dan Dikotil
Monokotil
|
Dikotil
|
Cadangan
makanan berupa endosperm
|
Cadangan
makanan berupa kotiledon
|
Mempunyai
hilum tapi tidak terlihat
|
Hilum
terlihat jelas
|
Endosperm
merupakan bagian terbesar
|
Endosperm merupakan
bagian terkecil
|
Cadangan makanan baru dapat dicerna dan diserap embrio
setelah biji masak
|
Cadangan makanan sudah mulai dapat dicerna dan diserap embrio sebelum biji
masak
|
2.4
Tipe
Perkecambahan
Berdasarkan
posisi kotiledon dalam proses perkecambahan terbagi atas :
a.
Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan
epigeal merupakan perkecambahan yang ditandai dengan bagian hipokotil terangkat
keatas permukaan tanah. Hipokotil
benih memanjang dan mengangkat keping biji menembus permukaan tanah, kemudian
keping biji membuka dan epikotil benih tumbuh menjadi tunas. Kotiledon
sebagai cadangan energi akan melakukan proses pembelahan dengan sangat cepat
untuk membentuk daun. Perkecambahan ini misalnya terjadi pada kacang hijau (Phaseolus
radiatus) dan tanaman jarak.
b. Perkecambahan hypogeal
Perkecambahan hipogeal merupakan perkecambahan yang ditandai dengan
terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon
tetap berada di dalam tanah (hipokotil tetap berada di dalam tanah). Tipe
perkecambahan hipogeus hipokotil benih tidak memanjang tetapi epikotil benih
yang memanjang menembus permukaan tanah. Contoh tipe ini terjadi pada kacang
kapri dan jagung.
2.5
Proses dan
Metabolisme Perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam
biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan
berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar.
Embrio yang tumbuh belum memiliki klorofil, sehingga embrio
belum dapat membuat makanan sendiri. Pada tumbuhan, secara umum makanan untuk
pertumbuhan embrio berasal dari endosperma. Proses perkecambahan
benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi,
fisiologi dan biokimia. Pada tanaman, tahapan dalam perkecambahannya terdiri
dari:
1. Proses
penyerapan air (imbibisi)
Perembesan
air kedalam benih (imbibisi), merupakan proses penyerapan air yang berguna
untuk melunakkan kulit benih dan menyebabkan pengembagan embrio dan endosperma.
Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permeabel terhadap air dan
tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu. Dalam tahap ini, kadar air
benih naik menjadi 25-35 %, sehingga kadar air didalam benih itu mencapai
50-60% dan hal ini menyebabkan pecah atau robeknya kulit benih. Selain itu, air
memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen kedalam benih. Dinding sel yang
kering hampir tidak permeabel untuk gas, tetapi apabila dinding sel diimbibisi
oleh air maka gas akan masuk ke dalam sel secara difusi. Hal tersebut
dikarenakan selain membutuhkan air, benih yang berkecambah juga memerlukan suhu
sekitar 10-40°C dan oksigen. Apabila dinding sel kulit benih dan embrio
menyerap air, maka suplai oksigen meningkat pada sel-sel hidup sehingga
memungkinkan lebih aktifnya pernapasan. Sebaliknya, CO2 yang
dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah mendifusi keluar (Manurung dan
Ismunadii, 1988 : Kozlowski 1972)
2. Aktivasi enzim
Aktivasi enzim terjadi
setelah benih berimbibisi dengan cukup. Enzim-enzim yang teraktivasi pada
proses perkecambahan ini adalah enzim hidrolitik seperti α-amilase yang
merombak amylase menjadi glukosa, ribonuklease yang merombak ribonukleotida,
endo-β-glukanase yang merombak senyawa glukan, fosfatase yang merombak senyawa
yang mengandung P, lipase yang merombak senyawa lipid, peptidase yang merombak
senyawa protein.
3. Perombakan cadangan makanan
Terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak,
dan protein menjadi bentuk-bentuk yang terlarut.
4. Translokasi makanan ke titik tumbuh
Setelah penguraian bahan-bahan
karbohidrat,protein,lemak menjadi bentuk-bentuk yang terlarut kemudian
ditranslokasikan ke titik tumbuh.
5. Pembelahan dan Pembesaran Sel
Assimilasi
dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik menghasilkan
energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Merupakan tahap terakhir dalam
penggunaan cadangan makanan dan merupakan suatu proses pembangunan kembali.
6. Munculnya radikal dan pertumbuhan kecambah
Munculnya radikal
adalah tanda bahwa proses perkecambahan telah sempurna. Proses ini akan diikuti
oleh pemanjangan dan pembelahan sel-sel. Proses pemanjangan sel ada dua fase
yakni; fase 1 (fase lambat) dimana pemanjangan sel tidak
diikuti dengan penambahan bobot kering dan fase 2 (fase cepat), yang
diikuti oleh penambahan bobot segar dan bobot kering. Pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,
pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh, pertumbuhan kecambah
ini tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji. Kecambah mulai mantap setelah ia dapat menyerap
air dan berfotosintesis (autotrof). Semula, ada masa transisi antara masih
disuplai oleh cadangan makanan sampai mampu autotrof. Saat autotrof dicapai
proses perkecambahan telah sempurna.
2.6
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkecambahan
Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor
pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkembangan benih
dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).
2.6.1
Faktor Dalam (internal)
Faktor
dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
a. Tingkat kemasakan benih
Benih
yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai
viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta
pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar
air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah
mencapai masak fisiologis
atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapai berat kering maksimum, daya tumbuh
maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain
benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).
b. Ukuran benih
Benih
yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak
dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang
terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio
pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada
saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo,
2002).
c.
Dormansi Benih
Dikatakan
dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah
walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi
persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih
menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal
berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk
berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai
(Lambers 1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut
Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran
inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan
nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau
menghambat laju respirasi.
2.6.2 Faktor Luar
Faktor
luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
a.
Air
Air
oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya
dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air
yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat
pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih
tidak akan dimulai bila air belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80
sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar
30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih mempunyai kemampuan kecambah pada
kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat
menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena
cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut
Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air
dan fungsi air antara lain:
1.
Untuk melembabkan kulit biji
sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi pengembangan embrio dan
endosperm.
2.
Untuk memberikan fasilitas masuknya
oksigen kedalam biji.
3.
Untuk mengencerkan protoplasma
sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.
4.
Sebagai alat transport larutan
makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk
protoplasma baru.
b. Suhu
Suhu
optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih
dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu
antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses
permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat
dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh gibberallin.
c. Oksigen
Saat
berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas.
Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan
benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan
dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996).
Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung
29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman,
perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih
ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio
kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
Kebutuhan
benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada jenis
tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan
tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran (Kamil,
1979). Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan
cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan,
golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana
benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya. Klasifikasi benih berdasar pengaruh
cahaya :
1. Memerlukan cahaya untuk
mempercepat perkecambahan. Misalnya : selada
2. Tidak memerlukan cahaya. Misalnya : bayam
3. Dapat
berkecambah pada tempat gelap ataupun terang. Misalnya : kubis, kacang-kacangan
e. Medium
Medium
yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit
terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan
media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat
disimpulkan benih bisa
diartikan sebgai organ generatif hasil fertilisasi putik oleh tepung sari yang
ditujukan untuk perbanyakan. Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam
biji.
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Tipe perkecambahan terdiri atas dua tipe, yaitu tipe epigeal dan
hypogeal. Perkecambahan epigeal merupakan perkecambahan yang ditandai dengan
bagian hipokotil terangkat ke atas permukaan tanah. Perkecambahn hipogeal
merupakan perkecambahan yang ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang
muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah
(hipokotil tetap berada di dalam tanah). Proses perkecambahan biji terjadi melalui proses-proses : Imbibisi
(penyerapan air), aktivasi enzim, perombakan
cadangan makanan, translokasi makanan ke titik tumbuh, pembelahan dan
pembesaran sel, dan munculnya radikal dan pertumbuhan kecambah.
3.2
Saran
Dengan
terselesainya makalah ini mari kita sebagai pelajar dapat memanfaatkan masa
remaja kita dalam rangka mengkaji keilmuan terutama yang terjadi dalam
kehidupan di masyarakat terutama dalam masalah perkecambahan dan pembibitan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Pengertian Benih. http://teknologibenih.blogspot.com/2009/08/pengertian-benih.html diakses pada 20 Januari 2015
Anonim, Perkecambahan Benih. http://baharuddin-sarjanapertanian.blogspot.com/2011/11/perkecambahan-benih.html diakses pada 20 Januari 2015
Anonim, Perkecambahan dan Dormansi Benih http://planetmonst3r.files.wordpress.com/2012/12/4-perkecambahan-pdf.pdf diakses pada 20 Januari 2015
Anonim, Struktur Benih dan Tipe
Perkecambahan. http://labpemuliaantanaman.staff.ub.ac.id/files/2013/03/MODUL-PRAKTIKUM-TPB-MATERI-1.pdf diakses pada 20 Januari 2015
Anonim, Perkecambahan Benih. http://daun2001.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses pada 20 Januari 2015
Anonim, Perkecambahan. http://luthfifharuq.wordpress.com/2012/04/08/perkecambahan/ diakses pada 20 Januari 2015